Verrel DPR Kritik Barak Militer KDM, Ditantang Bupati Purwakarta: Lebih Baik Action, Mas! | NTV



– Verrel DPR Kritik Barak Militer KDM, Ditantang Bupati Purwakarta: Lebih Baik Action, Mas! | NTV Kritik …

26 komentar untuk “Verrel DPR Kritik Barak Militer KDM, Ditantang Bupati Purwakarta: Lebih Baik Action, Mas! | NTV”

  1. Ini anggota DPR caduk, nggak ada kerjanya.
    Omon2 makan gaji buta.
    Teori juga teori yg masih bisa diperdebatkan.
    Masa iya diklat sekelas milik kodam mengabaikan rambu2 sisdiknas.
    Anggota DPR model kayak begitu kagak usah dipilih lagi, nggak ada kontribusi nya buat Masyarakat Jabar.
    Bukti nyata ya bukan omon2 kagak ada hasil seperti lu varrel

  2. Verel gak bisa mikir panjang…gak tau ya kalo orng kita terlalu banyak omong apalgi dgn orng banyak …bakalan tdk ada titik temu…temukan caramu untuk mengatasi taeuran antar anak sekolah…bisa mati berdiri kamu verel

  3. Woy Sia Varel..
    Ari sia Teu Nyadar sinetron2 sia anu teu bermutu aya pengaruh na kana Bobrok na akhlak anak indonesia…
    Sinetron2 sia ngaruh kana otak Budak anu nonton..
    Sinetron2 sia ngiyeun emak2 poho kana ngasuh budak nu bener
    Sok pang bener na wae sia ari ngomong

  4. Memang sudah tugasnya DPR itu memang pekerjaanya ngomong. Kalau tidak ngomong berarti makan gaji buta. Namun yg menjadi kekecewaan masyarakat itu adalah mengkritik pihak yang mencoba mengatasi sebuah masalah. Yang menjadi pertanyaan ketika banyak keresahan di masyarakat misal kenakalan remaja yg mengarah ke tindak kriminalitas, sangat jarang terdengar kritikan parlemen terhadap hal ini. Misalnya mengkritik pihak terkait (aparat penegak hukum dan regulator) mengapa hal ini kok dibiarkan, kok tidak ditangani dengan tegas, mereview fungsi pendidikan dan lain2, namun malah mengkritik dengan tajam ketika ada pihak yang mencoba mengatasi. Seyogyanya ketika mengkritik coba mempelajari dulu dengan seksama, syukur2 memberikan saran solusinya.

  5. Pembinaan karakter memang idealnya memperhatikan aspek bio-psiko-sosial dan kesejahteraan anak. Namun, bagaimana jika pendekatan lembut dan dialogis tak lagi efektif? Apa alternatif konkret yang bisa menggantikan pendekatan tegas seperti barak militer, khususnya untuk anak-anak dengan perilaku membandel dan berulang?"

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version