BERTEMU DENGAN GUBERNUR KALTIM | KDM BAHAS SEJARAH TARUMANEGARA



Terima kasih untuk semua yang selalu setia dengan tayangan di Channel YouTube Kang Dedi Mulyadi. – Semoga apa yang …

24 komentar untuk “BERTEMU DENGAN GUBERNUR KALTIM | KDM BAHAS SEJARAH TARUMANEGARA”

  1. Aku trs memperhatikan subscribe nya KDM dr hari ke hari, Alhamdulillah seti6hari cepat sekali petambahannya, dlm sehari mencapai 1 juta subscribe.. masyaallah, semoga KDM sehat sukses berkah… aamiin

  2. Betul sekali pa KDM sya asli daerah pedalaman Paser daerah
    Tolong smpekn SM pa gubernur kami
    Jln KMI daerah lembakn rusak parah mn tidak pnya jembatan nyebrang sungai besar..KLO banjir akses lumpuh total

  3. Asumsi Tarumanegara menghegemoni Kutai muncul dari naskah Wangsakerta. Naskah ini diklaim selesai ditulis pada 1698 oleh sekelompok orang di Cirebon. Pada tahun 1980-an dipopulerkan oleh seorang dosen sekaligus sastrawan yang bernama Ayatrohaedi. Dikisahkan bahwa Aswawarman merupakan putra dari Dewawarman, raja pertama Salakanagara di Jawa Barat. Aswawarman kemudian ‘ekspansi’ ke Kalimantan dan menjadi raja dengan menikahi putri dari Kundungga. Dari pernikahan mereka lahirlah Mulawarman, yang kemudian melanjutkan takhta.

    Pada 1988 ANRI mengumumkan hasil uji radio karbon terhadap kertas fisik naskah Wangsakerta. Kulit kayu sebagai media penulisannya baru berusia sekitar 1 abad. Terjadi kebohongan di sini. Sejarawan Jawa Barat Nina Herlina Lubis menginformasikannya dalam Jurnal Humaniora Volume XIV Nomor 1/2002 pada artikel berjudul “Kontroversi tentang Naskah Wangsakerta”.

    Dari metode kritik ekstern atau uji fisik saja, sebenarnya sudah cukup untuk mengeliminasi naskah Wangsakerta sebagai sumber sejarah. Namun, supaya lebih mencerahkan publik, kritik intern atau uji materi substansi juga dilakukan. Ahli epigrafi Profesor Boechari telah meneliti kandungan teks Wangsakerta. Menurutnya, banyak istilah modern yang ditulis dalam Wangsakerta, yang terminologinya belum ada pada zaman lampau. Penceritaannya juga sangat detail sampai mencantumkan angka tahun tiap peristiwa sebelum prasasti yupa diukir di Muara Kaman abad ke-5. Boechari menyimpulkan bahwa kasus naskah Wangsakerta mirip dengan skandal kepalsuan Buku Harian Adolf Hitler.

    Di Indonesia, Boechari dianggap sebagai begawan atau suhu alias expert bidang epigrafi dan arkeologi sepeninggal Poerbatjaraka. Boechari menyatakan, orang yang mengetahui bahasa Sanskerta—walaupun hanya sedikit—lalu membaca satu dari prasasti yupa beraksara Pallawa, dapat melihat makna teks bahwa Aswawarman adalah anak laki-laki kandung Kundungga, bukan menantunya. Jadi, cerita perluasan wilayah kerajaan di Jawa Barat sampai ke Kalimantan Timur adalah dongeng belaka.

    Sejarah selalu punya tradisi membongkar kepalsuan sejarah dan orang-orang yang memalsukannya.

  4. Gw kya ngelihat jaman kerajaaan lagi ….kaya di film2 tutur tinular raja ketemu raja ….bahas pangan dlll intinya demi rakyat daerahnya makmur…semoga bisa jadi contoh buat pemimpin daerah2 lain …ayo bapak lutfi kapan jawa tengah bisa kaya jabar sama kaltin

  5. Mntap kdm ini..baru seklas gebernur aja.sudah bisa menyusun unutk angka kejahatan untuk anak bawah umur..ini mantap program ini..krna knap daerh yg iya pimpin d buat nyaman dlu dan bersih dlu dan maju langka untuk mengurang akasi kriminal untuk anak d bawah umur..asli kdm ini berguyur kerja..kmi salut sama kdm..asli orng ini kalu kekuasannya lebih luas saya rasa bisa memberbaikan lgi rakyat ini…aduuuu pak prabowo cuba d angakt jdi mentri aja kdm itu pak prabowo..itu asli anak buah pak prabowo yg membela rakyat pak prabowo…asli selaras nian sifat nya sama pak prabowo yg memperdulikan orng kecil..ayo pak prabowo..

Tinggalkan Balasan ke @fardanagriansyah9091 Batalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top